Rasanya senang sekali jika hasil karay kita bisa dipublikasikan dan dibaca banyak orang. Seperti karya imajinasi dari J.K Rowling ataupun karya2 dari para ilmuwan besar seperti Habermas, Foucult, Karl Marx, dll. Apalagi jika hasil karya yang notabene berasal dari hasil thesis mereka. Hal itu berarti mereka benar-benar berjalan secara semestinya di sebuah tempat yang bernama institusi pendidikan, berjalan sesuai dengan landasan filosofis, makna normatif dan makna deskriptifnya.
Dan sekarang, aku sedang berjalan dalam labirin institusi pendidikan itu. Dalam ranah S1, labirin yang aku lalui sudah hampir mencapai ujung. Aku ingin sekali keluar dari labirin itu dengan tidak sia-sia. setidak-tidaknya aku bisa memberikan dan membagikan hasil karyaku kepada mereka yang di luar labirin yang sedang menanti kami semua yang berada di dalam labirin. Kono, orang-orang yang keluar dari labirin itu adalah orang-orang yang bisa membebaskan mereka dari belenggu-belenggu yang membuat manusia terpasung, yang mampu mengangkat harkat martabat mereka, yang bisa menjadikan mereka manusia seutuhnya.Wooowww, mulia sekali orang-orang di dalam labirin itu. Tapi, apakah kenyataannya demikian? Oh, ternyata tidak! Setelah keluar dari labirin itu, orang2 itu pun sama saj seperti manusia-manusia lainnya, sama-sama terbelenggu oleh ketidaktahuan. dan ketidaktahuan itu ternyata sangat membuat nyaman.
Sejujurnya aku ingin sekali hasil mahakarya ku mendapatkan gelar bachelor degree itu bisa bermanfaat, atau setidaknya bisa dipublikasikan dan dibaca oleh banyak orang. Tapi, ternyata konsekuensinya adalah aku harus berkelok-kelok terlebih dahulu di dalam labirin itu. Padahal, tingkal selangkah lagi aku bisa keluar dari labirin itu.
Karena sudah saatnyalah aku memberikan kontribusiku kepda universe and society sesuai dengan kapasitasku dan pengetahuan yang aku miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar