Sabtu, 08 Januari 2011

Work Hard, Play Hard

Tinggal di apartemen di kawasan elite ibukota, dekat dengan pusat bisnis, pusat hiburan. Abis seharian ngantor, langsung neyetir mobil ke apartemen. terus mandi, touch up muka, badan, lalu berubah jadi fashionista, pokonya penampilan harus terlihat sangat menarik sekaligus menawan. Abis itu, segeralah meluncur ke tempat kongkow buat dugem seharian atau nonton midnight. pokoknya harus bisa merealisasikan work hard, play hard!
kayanya enak banget yah hidup ini kalo diisi dengan bermain, seneng-seneng mulu. Apalagi kalo kita udah kerja keras selama satu minggu di kantor. Perjuangan dan kesusahan kita selama satu minggu itu harus dibayar setiap weekend atao kalo bisa sih maunya pasti setiap abis ngantor. "Gw udah kerja keras, sekarang saatnya gw seneng2 dong!"

Dan untungnya di zaman sekarang, banyak banget fasilitas-fasilitas 'publik' yang menawarkan kesenangan itu. Asalkan ngeluarin uang untuk fasilitas-fasilitas 'publik' itu. Ya iyalah, hari gini gitu mana ada kesenangan yang gratis! Well, tapi gak masalah dong. Toh, hiburan atau kebutuhan akan kesenangan buat kaum urban (dan sekarang hampir ke seluruh masyarakat) bukan lagi kebutuhan tersier, sekarang udah jadi kebutuhan primer! Buktinya pasti setiap bulan, minimal 20% dari pendapatan itu dialokasikan untuk agenda refreshing/jalan2/liburan.

Pernah terpikir gak sih, kenapa pada zaman sekarang ini kebutuhan akan refreshing/jalan2/liburan atau senang-senang itu begitu penting? Sepengalaman gw, waktu gw kecil, kebutuhan akan liburan itu bukanlah sesuatu yang penting. Apakah emang karena sekarang hidup semakin kompleks sehingga manusia dipusingkan dengan berbagai macam kebutuhan (atau jangan-jangan hanya keinginan yanng tidak sesuai dengan kebutuhan)? Ya, keinginan yang seolah-olah adalah kebutuhan, seperti yang banyak ditawarkan oleh iklan-iklan di berbagai media massa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar